Pengertian Rasionalisme (Sejarah dan Perbandingan)
Pengertian
Rasionalisme adalah
filosofi, bahwa pengetahuan berasal dari logika dan intuisi tertentu,
ketika kita segera mengetahui sesuatu menjadi kenyataan tanpa deduksi, seperti
"Saya sadar." Rasionalis berpendapat bahwa cara terbaik untuk sampai
pada pengetahuan tertentu adalah menggunakan pikiran. Kebalikan dari rasionalisme
adalah empirisme, atau pandangan bahwa pengetahuan berasal dari mengamati
dunia luar. Namun, dalam praktiknya hampir semua filsuf dan ilmuwan
menggunakan kombinasi empirisme dan rasionalisme.
Rasionalisme adalah
gagasan tentang dari mana pengetahuan berasal, dan oleh karena itu merupakan
bagian dari sub-bidang filosofis epistemologi.
Sejarah
dan Pentingnya Rasionalisme
Rasionalisme
memiliki akar sejarah yang dalam; Anda bahkan mungkin mengatakan bahwa
penemuannya mendefinisikan kelahiran filsafat dalam berbagai budaya. Orang-orang
Yunani kuno mungkin adalah contoh yang paling terkenal seperti: Plato dan
Pythagoras berpendapat bahwa kenyataan dicirikan oleh beberapa prinsip dasar
abstrak yang logis, dan jika kita mengetahui prinsip-prinsip ini, maka kita
dapat memperoleh kebenaran lebih lanjut tentang kenyataan. (Pythagoras
yang menemukan Teorima Pythagoras yang terkenal, lebih banyak bukti tentang
hubungan antara rasionalisme dan matematika).
Namun, orang Yunani
lainnya tidak setuju. Aristoteles, misalnya, banyak mendasarkan
filsafatnya pada pengamatan. Dia terpesona oleh dunia alami dan
menghabiskan sebagian besar waktunya mengumpulkan sampel tumbuhan dan hewan. Dalam
beberapa hal, dia adalah ahli biologi modern pertama. Metode ini, tentu
saja, berdasarkan pengamatan dan oleh karena itu merupakan semacam metode
empirisme.
Rasionalisme
benar-benar lepas landas di dunia Islam Abad Pertengahan, di mana para filsuf
Muslim memandang Plato sebagai inspirasi. Rasionalisme Plato terbukti
sangat penting bagi Islam Abad Pertengahan, yang merupakan agama yang sangat
rasionalistik berdasarkan deduksi logis. Prinsip pertamanya adalah tauhid
dan semua kebenaran lainnya dianggap sebagai konsekuensi logis dari wahyu
tunggal.
Baik rasionalisme
maupun empirisme memainkan peran utama dalam Revolusi Ilmiah. Empiris
melakukan eksperimen dan melakukan dengan pengamatan misalnya, melihat melalui
teleskop. Tapi banyak penemuan terpenting dilakukan dengan analisis
rasional, bukan pengamatan empiris. Dan tentu saja, percobaan juga
sebagian terinspirasi oleh akal dan intuisi.
Contoh
Isaac Newton mengembangkan
teori gravitasinya dengan mengerjakan hubungan matematis antara benda-benda
yang jatuh dan planet yang mengorbit. (Terkadang orang mengatakan bahwa
Newton "menemukan gravitasi," tapi sebenarnya lebih tepat untuk
mengatakan bahwa ia menjelaskan gravitasi.)
Perdebatan antara
para rasionalis dan empiris dipecahkan sampai batas tertentu oleh Immanuel
Kant, salah satu filsuf paling berpengaruh yang pernah hidup. Teori Kant
adalah bahwa empirisme dan rasionalisme sama-sama benar dengan cara mereka sendiri.
Dia setuju dengan para empiris saat dia mengatakan bahwa semua pengetahuan
manusia berasal dari pengamatan. Katanya, ini sebenarnya cara orang
belajar tentang dunia. Tapi pengamatan kita juga didasarkan pada cara
berpikir bawaan tertentu. Otak kita terprogram untuk membuat kesimpulan
tertentu dari pengamatan dan alasan lebih jauh dengan cara-cara tertentu. Jadi,
dia juga setuju dengan para rasionalis bahwa pengetahuan ditentukan oleh
rasionalitas.Seperti yang Anda duga, banyak konstruktivis yang bisa melacak
silsilah mereka kembali ke Kant.
Rasionalisme
vs Empirisme vs Konstruktivisme
Matematika
memberikan ilustrasi rasionalisme yang baik: kepada seorang rasionalis, Anda
tidak harus mengamati dunia atau memiliki pengalaman untuk mengetahui bahwa 1 +
1 = 2. Anda hanya perlu memahami konsep "satu" dan
"tambahan", dan kemudian Anda dapat mengetahui bahwa itu benar. Empiris,
sebaliknya, berpendapat bahwa ini tidak benar; mereka menunjukkan bahwa
kita hanya dapat mengandalkan persamaan matematis berdasarkan beberapa
pengalaman di dunia, misalnya memiliki satu kue, diberi yang lain, dan kemudian
memiliki dua.
Rasionalisme dan
empirisme sama-sama berperan dalam sains, meski sesuai dengan cabang sains yang
berbeda. Rasionalisme sesuai dengan analisis matematis, sedangkan empirisme
sesuai dengan eksperimen dan pengamatan.
Tentu saja, rute
terbaik untuk pengetahuan menggabungkan kontemplasi rasional dan observasi
empiris. Rasionalis dan empiris sepakat mengenai hal itu; mereka
hanya tidak setuju di mana yang lebih penting atau "primer".
Konstruktivisme adalah
usaha untuk menggabungkan empirisme dan rasionalisme. Menurut
konstruktivis, kita dapat mengamati dunia di sekitar kita dan mendapatkan
banyak pengetahuan dengan cara ini (inilah bagian empiris), namun untuk
memahami atau menjelaskan apa yang kita ketahui, kita harus menyesuaikannya
dengan struktur yang ada. Artinya, kita harus membuat serangkaian gagasan
rasional yang dapat memahami data empiris (itu adalah bagian rasionalis). Konstruktivisme
adalah gagasan populer di kalangan guru, yang merasa terbantu dalam menyusun
pelajaran. Pengajaran konstruktivis melibatkan presentasi informasi baru dengan
cara yang dirancang agar sesuai dengan apa yang sudah diketahui siswa, sehingga
mereka dapat secara bertahap membangun pemahaman tentang dunia untuk diri
mereka sendiri.
Kunjungi Juga
Pengertian Transendentalisme
Baca Juga Mesin Penghasil Uang di Internet
Satu Hari Meraih 1juta
Sukses, Saya Mendapatkan Banyak Uang
Baca Juga Mesin Penghasil Uang di Internet
Satu Hari Meraih 1juta
Sukses, Saya Mendapatkan Banyak Uang
0 Response to "Pengertian Rasionalisme (Sejarah dan Perbandingan)"
Posting Komentar