Pendekatan Sosiologi Sastra Pada Cerpen “Saya Di Mata Sebagian Orang” Karya Djenar Maesa Ayu Oleh Rizki Subbeh
Pendekatan
Sosiologi Sastra Pada Cerpen “Saya Di Mata Sebagian Orang” Karya Djenar
Maesa Ayu
Oleh Rizki Subbeh
Oleh Rizki Subbeh
Lanadasan Teori
Sosiologi sastra merupakan
pendekatan yang bertolak pada orientasi kepada semesta, namun bisa juga
bertolak dari orientasi kepada pengarang dan pembaca. Menurut
pendekatan sosiologi sastra, karya sastra dapat dilihat hubungannya dengan
kenyataan, sejauh mana karya sastra itu mencerminkan kenyataan. Kenyataan di
sini mengandung arti yang cukup luas, yakni segala sesuatu yang berada di luar
karya sastra dan yang diacu karya sastra. Teori
sosiologi sastra tidak semata-mata digunakan untuk menjelaskan kenyataan sosial
yang dipindahkan atau disalin pengarang dalam sebuah karya sastra. Teori ini
juga digibahkan untuk menganalisis hubungan wilayah budaya pengarang dengan
karyanya, hubungan karya sastra dengan suatu kelompok sosial, hubungan antara selera
massa, dan kualitas suatu ciptaan karya sastra serta hubungan gejala-gejala
sosial yang timbul di sekitar pengarang dengan karyanya. Karena itu,
teori-teori sosiologi yang digunakan untuk menganalisis sebuah ciptaan sastra
tidak dapat mengabaikan eksistensi pengarang, dunia, dan pengalaman batinnya,
serta budaya tempat karya sastra itu dilahirkan.
Rene Wellek dan Austin Warren
(dalam Semi, 1989:53) membagi telaah sosiologis menjadi tiga klasifikasi,
yaitu:
- Sosiologi pengarang : yakni mempermasalahkan tentang status sosial, idiologi politik, dan lain-lain yang menyangkut diri pengarang.
- Sosiologi karya sastra : yakni memasalahkan tentang suatu karya sastra, yang menjadi pokok telaahan adalah tentang apa yang tersirat dalam karya sastra tersebut dan apa tujuan atau amanat yang hendak disampaikan.
- Sosiologi sastra : yang memasalahkan tentang pembaca dan pengaruh masyarakat.
Klasifikasi tersebut tidak jauh
berbeda dengan bagan yang dibuat oleh Ian Watt (Sapardi dalam Semi,1989:54)
dengan melihat hubungan timbal balik antara sastrawan, sastra, dan masyarakat.
Telaah suatu karya sastra menurut Ian Watt mencakup tiga hal :
- Konteks sosial pengarang, yakni yang menyangkut posisi sosial masyarakat dan kaitannya dengan masyarakat pembaca, termasuk di dalamnya faktor-faktor sosial yang bisa memepengaruhi si pengarang sebagai perseorangan di samping mempengaruhi karya sastranya.
- Sastra sebagai cermin masyarakat, yang ditelaah adalah sampai sejauh mana sastra dianggap sebagai pencerminan keadaan masyarakat.
- Fungsi sosial sastra, dalam hal ini ditelaah sampai seberapa jauh nilai sastra dipengaruhi oleh nilai sosial, dan sampai seberapa jauh pula sastra dapat berfungsi sebagai alat penghibur dan sekaligus sebagai pendidikan bagi masyarakat pembaca.
Dari skema atau klasifikasi diatas
dapat diperoleh gambaran bahwa sosiologi sastra, yang merupakan pendekatan
terhadap sastra dengan mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan, mempunyai
sikap yang luas, beragam dan rumit, yang menyangkut tentang pengarang,
karyanya, serta pembacanya (Semi,1989:54).
Berdasarkan pandangan tentang
sosiologi sastra yang dikemukakan oleh para ahli di depan, dalam penelitian ini
peneliti menggunakan pandangan Rene Wellek dan Austin Warren (dalam Semi, 1989:
53) yang membagi telaah sosiolgis menjadi tiga klasifikasi, meliputi: (a)
sosiologi pengarang (b) sosiologi karya sastra, (c) sosiologi sastra. Dalam hal
ini, peneliti lebih menitikberatkan pada butir kedua, yaitu sosiologi karya
sastra
Analisis
Cerpen Pendeketan Sosiologi Sastra
Sosiologi
Pengarang
Djenar Maesa Ayu adalah seorang penulis Indonesia yang
sangat berprestasi di bidangnya. lahir di Jakarta, 14 Januari 1973. Djenar
lahir dari buah cinta seniman besar Sjumandjaya dan aktris Tutie Kirana. Ia
anak tunggal dari perkawinan kedua ayahnya dan perkawinan kedua sang bunda,
yang hanya sempat mengenyam setahun masa pernikahan. Ia lantas tinggal bersama
ibunya, meski tidak pernah jauh pula dari sang ayah yang sering mengajaknya ke
lokasi syuting.
Kepandaiannya berakting ia berhasil membawa penghargaan
sebagai nominator artis pendatang baru terbaik sekaligus artis terfavorit versi
Indonesia Movie Award 2007 dan nominator pemeran pembantu terbaik di Festival
Film Bandung 2008, barangkali turun dari bakat ibunya. Sementara itu, gaya bicaranya
yang acapkali meledak-ledak, seperti idenya, seolah mengalir dari ayahnya.
Tidak hanya menulis buku, ibu dari Banyu Bening dan Btari
Maharani ini juga aktif menulis cerpen yang kerap dimuat di beberapa media
nasional. Seperti Waktu Nayla yang meraih predikat Cerpen Terbaik Kompas 2003,
Menyusul Ayah juga mendapatkan penghargaan sebagai Cerpen Terbaik 2003 versi
Jurnal Perempuan. Cerpen-cerpennya telah tersebar di berbagai media massa
Indonesia seperti Kompas, The Jakarta Post, Republika, Koran Tempo, Majalah
Cosmopolitan,Lampung Post, dan majalah Djakarta, serta masih banyak lagi.
MEREKA BILANG, SAYA MONYET! adalah karya buku pertama Djenar
yang juga sudah diangkat kelayar lebar yang disutradarainya sendiri dan
menghadiahkannya Piala Citra untuk Sutradara Terbaik. Dan bahkan Buku “Mereka
Bilang, Saya Monyet!” masuk dalam nominasi 10 besar buku terbaik dalam ajang
Khatulistiwa Literary Award pada 2003. Setelah itu pada Februari 2005, Djenar
mengeluarkan buku keduanya, JANGAN MAIN-MAIN (DENGAN KELAMINMU) juga meraih
sukses dan cetak ulang selang dua hari dari tanggal rilisnya, dan Djenar
pun baru saja meluncurkan buku cerpen T(w)ITIT!. yang diangkat dari tweet di
akun twitternya. yang memiliki lebih kurang sekitar 61.000 follower.
Karya
buku Djenar Maesa Ayu diantaranya adalah Mereka Bilang, Saya Monyet!, Kumpulan
Cerpen (2002). Jangan Main-main (dengan Kelaminmu), Kumpulan Cerpen (2004).
Nayla, novel (2005), Tentang Cerita Pendek, Kumpulan Cerpen (2006), 1 Perempuan
14 Laki-laki (Jan 2011). buku cerita pendek T(w)ITIT!.
Sosiologi
Karya Sastra
Dalam cerpen saya dimata
sebagaian orang karya Djenar Maesa Ayu berisi tentang seorang laki-laki yang
mengalami penyakit HIV namun semangat hidupnya didukung oleh teman-teman yang
ia kenal, apa saja yang dia inginkan akan terkabulkan demi menyenangkan dan
menghibur laki-laki tersebut. Namun cemooh datang dari orang-orang yang tak
tahu bagaiman keadaan dia, namun dengan sabar dan keangkuhannya segala omongan
itu tak dihiraukan dengannya. Dalam karya tersebut jika melihat dari segi
makananya sesungguhnya seseorang yang mengalami keterpurukan bukan harus
dijauhi, cemooh, menuduh yang tidak-tidak namun sebaliknya kita harus merangkul
sehingga rasa beban yang ia rasakan tak begitu ia fikirkan, tujuan sipengarang
membuat cerpen yang berjudul tersebut untuk membuat kita sadar akan bahaya
penyakit HIV yang sampai sekarang ini belun ada obatnya namun bukan berarti
kita harus menjauhinya. Selain itu pengarang ingin mengatakan kepedulian
terhadap teman haruslah tak memandang bagaimana keadaan teman tersebut.
Sosiologi
Sastra
Pengarang hidup pada pada zaman
yang sudah moderen sehingga karyanya mengungkap takbir kehidupan yang sudah
terjadi, dari HIV saya sudah bisa mengungkapkan pada zaman seperti ini banyak
sekali pemuda pemudi yang melakukan seks bebas dengan beberapa pasangan yang ia
inginkan, pengaruh cerpen tersebut akan menyadarkan pemikiran kita akan seks
bebas tersebut akan menjadi bumerang bagi kita sendiri, dalam segi agama
pengarang ingin bermaksut bahwa hal seperti itu sudah jelas dilarang oleh semua
anutan yang ada dibumi ini.
Baca Juga Mesin Penghasil Uang di Internet
0 Response to "Pendekatan Sosiologi Sastra Pada Cerpen “Saya Di Mata Sebagian Orang” Karya Djenar Maesa Ayu Oleh Rizki Subbeh"
Posting Komentar